24 Februari 2013

Seratus Tokoh Paling Berpengaruh bag6

Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah 
oleh Michael H. Hart

6. ST. PAUL (4 M - 64 M)

ST. Paul
ST. Paul
"Rasul" Paul, sejaman tapi lebih muda sedikit dari Nabi Isa, tak syak lagi penyebar Agama Nasrani yang paling terkemuka. Pengaruhnya dalam teologi Kristen jelas menunjukkan yang paling mantap, paling berjangkau jauh dibanding semua penulis dan pemikir Kristen lainnya.

Paul, juga terkenal dengan panggilan Saul, dilahirkan di Tarsus, sebuah kota di Cilicia (kini Turki), beberapa tahun sebelum tiba era Kristen. Biarpun seorang warga Romawi, dia lahir sebagai Yahudi, pendalam bahasa Ibrani di masa muda dan memperoleh pendidikan mendalam perihal ke-Yahudian, dia juga belajar dagang dan bikin kemah. Selaku pria remaja dia berangkat ke Darussalam bekerja di bawah bimbingan pendeta Gamaliel, seorang guru Yahudi kenamaan. Walaupun Paul dan Isa berbarengan ada di Darussalam saat itu, tapi amat diragukan keduanya pernah bertemu muka.

Sesudah "mangkat"-nya Isa, orang-orang Kristen dianggap selaku pembangkang dan karenanya digasak habis-habisan.
Mula-mula Paul ikut menghantam, tapi dalam perjalanan menuju Damsyik di matanya seakan terbayang Isa berbicara dengannya dan segera Paul masuk Nasrani. Ini merupakan titik balik penting dalam kehidupan pribadinya. Jika dulunya jadi ]awan dan tukang gebuk orang Kristen, kini dia berubah menjadi penyebar dan penganjur paling gigih dan paling berpengaruh untuk kepentingan Agama Nasrani.

Paul menghabiskan sisa hidupnya dengan menulis dan memperdalam ke-Kristenan. dan meraih banyak pemeluk berbondong-bondong memasuki Agama Nasrani. Selama kegiatan dakwahnya dia melakukan perjalanan kian-kemari secara kerap, baik ke Asia Kecil, Yunani, Suriah dan Palestina. Menghadapi orang-orang Yahudi Paul tidak keliwat sukses, bahkan lebih sering menimbulkan pertentangan dan dalam banyak peritiwa jiwanya sering terancam. Khotbah menghadapi orang non-Yahudi, Paul teramatlah menonjolnya dan peroleh sukses besar sehingga sering dia diberi julukan "Rasul orang-orang non-Yahudi." Tak seorang pun bisa mengungguli kehebatan Paul dalam penyebaran Agama Nasrani.

Sesudah menyelesaikan tiga kali perjalanan panjang menyebar agama di dalam wilayah bagian timur Kekaisaran Romawi, Paul kembali ke Darussalam. Apa lacur, begitu sampai begitu diamankan, dan diboyong ke Roma ke depan pengadilan. Sejarah tak begitu jelas mencatat bagaimana ujung pengadilan itu, bahkan tak jelas pula apakah sejak itu dia pernah dapat meninggalkan Roma. Akhirnya, diperkirakan tahun 64 M Paul dibunuh dekat kota Roma.

Pengaruh Paul dalam perkembangan Agama Nasrani dapat diukur dari tiga hal. Pertama, sukses besarnya dalam penyebaran agama. Kedua, tulisan-tulisannya yang menyusun bagian-bagian penting Perjanjian Baru. Ketiga, peranannya dalam hal pengembangan teologi Kristen.

Dari 27 buku Perjanjian Baru, tak kurang 14 dihubungkan dengan jasa Paul. Meskipun ilmuwan modern berpendapat 4 atau 5 buku dari 14 itu ditulis oleh orang lain, namun tak diragukan lagi bahwa Paullah orang terpenting secara pribadi menulis Perjanjian Baru.

Pengaruh Paul di bidang teologi Kristen betul-betul tak terperikan besarnya. Ide-idenya termasuk hal-hal sebagai berikut: Isa tidak cuma nabi yang mengesankan tapi juga suci. Isa wafat demi dosa-dosa kita dan penderitaannya dapat membebaskan kita. Manusia tidak bisa melepaskan diri dari dosa-dosa hanya dengan mencoba melaksanakan perintah-perintah yang tertera dalam Injil, tapi hanya bisa dengan jalan menerima Isa sepenuh jiwa. Sebaliknya, apabila manusia menerima dan percaya Isa, segala dosa-dosanya akan dimaafkan. Paul juga menjelaskan doktrin-doktrinnya mengenai ihwal dosa (lihat Romans 5: 12:19).

Karena kepatuhan kepada hukum semata tidak cukup untuk menjamin kebebasan, Paul menegaskan bahwa tak ada gunanya memeluk Agama Nasrani seraya tetap bersiteguh di soal batasan-batasan Yahudi apa yang boleh dimakan dan apa yang tidak, serta percuma saja jika masih mengamalkan aturan-aturan Musa atau masih disunat. Seberapa pemuka-pemuka Kristen saat itu menentang keras pendapat Paul dalam segi ini. Dan andaikata sikap mereka ini menyebar luas, sangatlah disangsikan Agama Nasrani bisa berkembang begitu cepat di seluruh Kekaisaran Romawi.

Paul tak pernah kawin, walaupun tak ada cara membuktikannya, jelas Paul tak pernah adakan hubungan kelamin dengan wanita. Pandangannya mengenai seks dan wanita sudah terikat dengan kitab suci, karena itu membawa pengaruh besar pada sikap-sikapnya di belakang hari. Dalilnya yang masyhur dalam kaitan ini tercantum dalam (I Corinthians 7:8-9) yang bunyinya: "Kuserukan kepada para lelaki yang tak kawin dan para janda adalah baik bagi mereka jika mereka mematuhi petuahku dan menyontoh ihwal diriku. Tapi jika mereka tak bisa bertahan, biarkanlah mereka kawin karena bagaimanapun kawin itu masih lebih baik daripada dibakar."

Paul juga punya pendirian yang tegas mengenai status wanita yang layak: "Biarkanlah wanita-wanita itu belajar apa saja secara diam-diam dan saya tidak merasa risau apabila mereka juga mengajar ataupun oleh sebab satu dan lain hal menguasai kaum pria, asal saja secara diam-diam. Soalnya karena Adamlah yang menyebabkan adanya Hawa." (I Timothy 2: 11-13). Sikap yang lebih tegas dikemukakan pula dalam I Corinthias 11:7-9. Memang, kalimat-kalimat Paul sudah pernah jadi pendapat banyak tokoh sejamannya. Yang perlu dicatat adalah Isa sendiri tak pernah tampil dengan pernyataan-pernyataan serupa itu.

Paul, lebih dari orang-orang lainnya, bertanggung jawab terhadap peralihan Agama Nasrani dari sekte Yahudi menjadi agama besar dunia. Ide sentralnya tentang kesucian Isa dan pengakuan berdasar kepercayaan semata tetap merupakan dasar pemikiran Kristen sepanjang abad-abad berikutnya.

Belakangan semua teolog Kristen, termasuk Augustine, Aquinas, Luther dan Calvin, semuanya terpengaruh oleh tulisan-tulisan Paul. Begitu mendalamnya pengaruh Paul sampai-sampai banyak sarjana beranggapan Paul-lah yang jadi pendiri Agama Nasrani, dan bukannya Isa. Tentunya anggapan ini keliwat berlebihan. Biar bagaimana, taruhlah pengaruh Paul tidak bisa disejajarkan dengan Isa, yang sudah pasti dia jauh lebih hebat dari pemikir Nasrani yang mana pun juga.

Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978

  1. Nabi muhammad
  2. Isaac Newton
  3. Nabi isa
  4. Buddha
  5. Kong Hu Cu
  6. St. Paul
  7. Ts'ai Lun
  8. Johann Gutenberg
  9. Christopher Columbus
  10. Albert Einstein
  11. Karl Marx
  12. Louis Pasteur
  13. Galileo Galilei
  14. Aristoteles
  15. Lenin
  16. Nabi Musa
  17. Charles Darwin
  18. Shih Huang Ti
  19. Augustus Caesar
  20. Mao Tse-Tung
  21. Jengis Khan
  22. Euclid
  23. Martin Luther
  24. Nicolaus Copernicus
  25. James Watt
  26. Constantine Yang Agung
  27. George Washington
  28. Michael Faraday
  29. James Clerk Maxwell
  30. Orville Wright & Wilbur Wright
  31. Antone Laurent Lavoisier
  32. Sigmund Freud
  33. Alexander Yang Agung
  34. Napoleon Bonaparte
  35. Adolf Hitler
  36. William Shakespeare
  37. Adam Smith
  38. Thomas Edison
  39. Antony Van Leeuwenhoek
  40. Plato
  41. Guglielmo Marconi
  42. Ludwig Van Beethoven
  43. Werner Heisenberg
  44. Alexander Graham Bell
  45. Alexander Fleming
  46. Simon Bolivar
  47. Oliver Cromwell
  48. John Locke
  49. Michelangelo
  50. Pope Urban II
  51. Umar Ibn Al-Khattab
  52. Asoka
  53. St. Augustine
  54. Max Planck
  55. John Calvin
  56. William T.G.Morton
  57. William Harvey
  58. Antoine Henri Becquerel
  59. Gregor Mendel
  60. Joseph Lister
  61. Nikolaus August Otto
  62. Louis Daguerre
  63. Joseph Stalin
  64. Rene Descartes
  65. Julius Caesar
  66. Francisco Pizarro
  67. Hernando Cortes
  68. Ratu Isabella I
  69. William Sang Penakluk
  70. Thomas Jefferson
  71. Jean-Jacques Rousseau
  72. Edward Jenner
  73. Wilhelm Conrad Rontgen
  74. Johann Sebastian Bach
  75. Lao Tse
  76. Enrico Fermi
  77. Thomas Malthus
  78. Francis Bacon
  79. Voltaire
  80. John F. Kennedy
  81. Gregory Pincus
  82. Sui Wen Ti
  83. Mani
  84. Vasco Da Gama
  85. Charlemagne
  86. Cyrus Yang Agung
  87. Leonhard Euler
  88. Niccolo Machiavelli
  89. Zoroaster
  90. Menes
  91. Peter Yang Agung
  92. Meng-Tse (Mencius)
  93. John Dalton
  94. Homer
  95. Ratu Elizabeth I
  96. Justinian I
  97. Johannes Kepler
  98. Pablo Picasso
  99. Mahavira
  100. Neils Bohr

Tokoh-Tokoh Terhormat Yang Tertinggal

St. Thomas Aquinas
Archimedes
Charles Babbage
Khufu (Cheops)
Marie Curie
Benjamin Franklin
Mohandas Gandhi
Abraham Lincoln
Ferdinand Magellan
Leonardo Da Vinci